Dua orang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Kabupaten Cianjur meninggal di Arab Saudi. Keduanya positif terjangkit virus Corona atau COVID-19.
Dua TKI lelaki itu inisial HM (50 tahun) dan US (37 tahun). Informasi kematian keduanya akibat COVID-19 itu diterima Asosiasi Tenaga Kerja Indonesia Raya (Astakira) Cianjur.
Keluarga TKI tersebut melapor ke Astakira Cianjur karena hak-haknya HM dan US masih ada yang belum diberikan. Dari keluarga TKI itu, didapati bahwa HM warga Kecamatan Sukaluyu dan US warga Kecamatan Cibeber.
“Dari surat keterangan kematian dan komunikasi dengan KBRI, kami dapat kepastian jika TKI tersebut meninggal dengan status positif COVID-19,” ujar Ketua Astakira Cianjur Ali Hildan, Rabu (15/7/2020).
Menurut Ali, proses pemakaman keduanya dilakukan secara protokol COVID-19. Namun ia mengaku masih mencari tahu kenapa kedua TKI yang berprofesi sebagai driver tersebut bisa terpapar Corona.
“Terpaparnya kenapa, masih kami cari tahu dan coba koordinasi dengan KBRI,” kata Ali.
Adanya kasus TKI positif Corona, Ali meminta pemerintah pusat berkoordinasi dengan pemerintah Arab Saudi agar para TKI terhindar dari paparan COVID-19.
“Perlu ada jaminan, jangan sampai mereka yang bekerja ke luar negeri ini berisiko tinggi terpapar COVID-19. Apalagi jika setelah meninggal akibat Corona, haknya tidak terpenuhi. Harus jadi perhatian pemerintah,” tutur Ali.
Riki, keponakan HM mengatakan, pihak keluarga mendapat informasi kematian HM pada awal Juli 2020. Dia mengaku kaget begitu melihat surat keterangan kematian pamannya tersebut.
“Dimakamkannya di Arab Saudi. Keluarga hanya menerima kabar dan surat keterangan kematian. Tentu keluarga sedih dan kaget dapat kabar seperti itu, apalagi ada keterangan soal positif COVID-19,” ujar Riki.
Terkait laporan ke Astakira, menurut Riki, keluarga meminta hak mendiang HM dipenuhi oleh majikan.
“Almarhum rencananya pulang, tapi karena sakit dibatalkan. Tidak lama dapat kabar meninggal. Uang tiket tidak tahu kemana, hak-hak lainnya juga belum dibayarkan,” ucap Riki.
Sumber : Detik
Berita Terkait
11 Orang Pendaki Meninggal Dunia Akibat Erupsi Gunung Marapi
Bahasa Indonesia Jadi Bahasa Resmi di UNESCO
Pria Tewas Ditikam Setelah Berkelahi dengan Teman Sekamarnya karena Tidak Mengucapkan ‘Terima Kasih’