Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan bahwa gempa tektonik bermagnitudo 5,1 Skala Ritcher (SR) dilaporkan mengguncang wilayah Yogyakarta dan Jawa Tengah pukul 02.50 WIB.
Kepala Bidang Informasi Gempabumi BMKG Daryono menyampaikan, episenter gempa terletak di Samudra Hindia Selatan Jawa pada jarak 101 km arah selatan Kulonprogo pada kedalaman 46 km.
“Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa yang terjadi merupakan jenis gempa dangkal akibat aktifitas subduksi Lempang Indo-Australia yang menunjam ke bawah Lempeng Eurasia,” ujar dia.
Ia menjelaskan, gempa memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault) yang merupakan ciri khas gempa akibat tumbukan lempeng di zona megathrust.
Guncangan gempa terasa di Pacitan, Purworejo, Yogyakarta, dan Wonogiri, meskipun shakemap BMKG menunjukkan guncangan gempa terjadi dalam wilayah luas dari Pangandaran hingga Pacitan.
Hingga pukul 03.15 WIB, belum tercatat adanya gempa susulan yang terjadi. “Menariknya, pusat gempa ini bersebelahan sangat dekat dengan pusat gempa berkekuatan M 8,1 yang menimbulkan kerusakan di Pulau Jawa pada 23 Juli 1943,” tutur Daryono.
Saat itu, kota yang mengalami kerusakan adalah Cilacap, Tegal, Purwokerto, Kebumen, Purworejo, Bantul, dan Pacitan.
Menurut dia, ahli geologi Belanda Van Bemmelen pad 1949 mengungkapkan bahwa korban meninggal akibat gempa Jawa 23 Juli 1943 melebihi 213 orang, korban luka mencapai 2.096 orang, dan 12.275 rumah rusak di Jawa Tengah dan Yogyakarta.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Indonesia menyebutkan bahwa gempa yang terjadi tidak berpotensi tsunami.
Sumber : Tribun Kaltim Official, Kompas
Berita Terkait
11 Orang Pendaki Meninggal Dunia Akibat Erupsi Gunung Marapi
Bahasa Indonesia Jadi Bahasa Resmi di UNESCO
Pria Tewas Ditikam Setelah Berkelahi dengan Teman Sekamarnya karena Tidak Mengucapkan ‘Terima Kasih’