Otoritas Taiwan mencatat sebanyak 6.944 orang yang mengalami keracunan makanan yang terjadi pada tahun lalu, yang merupakan kasus tertinggi selama 23 tahun terakhir, menurut data yang dikeluarkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) Taiwan.
Pada tahun 2019, terdapat sebanyak 503 insiden keracunan makanan, yang menyebabkan 6.944 orang jatuh sakit.
Angka ini jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan tahun 2018 ketika hanya sekitar 398 kasus keracunan makanan yang dikonfirmasi FDA Taiwan yang menyebabkan 4.616 orang jatuh sakit, laporan media Liberty Times.
Jumlah kasus keracunan makanan yang terjadi pada tahun lalu juga merupakan yang tertinggi kedua sejak Taiwan mulai mendata insiden keracunan makanan yang menyebabkan sejumlah orang terpaksa dirawat di rumah sakit pada tahun 1981 silam.
Dilihat dari data statistik FDA Taiwan, jumlah insiden keracunan makanan tertinggi terjadi pada tahun 1997 lalu dimana sebanyak 7.235 orang dikonfirmasi keracunan makanan dan dirawat di rumah sakit di Taiwan.
Di antara kasus-kasus keracunan makanan yang terjadi pada tahun lalu, 4.000 orang mengalami keracunan makanan saat berada di sekolah. Sebagian besar kasus ini terkait dengan makanan yang disajikan pihak sekolah saat makan siang.
FDA Taiwan juga mencatat bahwa dua kasus tahun lalu insiden keracunan makanan mengakibatkan kematian. Insiden keracunan makanan pertama diakibatkan oleh ketidak sengajaan dalam membuat sup katak denga menggunakan kodok beracun.
Sedangkan peristiwa keracunan makanan yang kedua disebabkan oleh korban yang memakan jamur beracun.
Sementara insiden keracunan makanan terakhir yang menelan korban jiwa adalah yang terjadi pada tahun 2011 lalu.
Menurut direktur Klinik Toksikologi yang juga merupakan seorang dokter di Rumah Sakit Umum Veteran Taipei, Yang Chen-chang, insiden korban jiwa yang terjadi pada saat korban memakan katak beracun hal ini dipicu oleh kepercayaan warga bahwa dengan memakan katak akan membantu membersihkan masalah kulit.
Yang juga mengatakan bahwa dalam beberapa tahun terakhir, karena semakin banyak orang mulai tertarik pada wisata alam dan kegiatan di luar ruangan, beberapa memiliki kesalahpahaman bahwa hanya jamur atau tanaman berwarna cerah yang beracun.
Yang menunjukkan bahwa keracunan makanan dari ketidaksengajaan seseorang memakan jamur dan tanaman liar telah meningkat selama beberapa tahun terakhir.
Ia mengingatkan orang-orang untuk tidak mengambil risiko dengan mengkonsumsi tumbuhan liar ketika melakukan aktivitas di luar ruangan.
Dalam kasus tertelannya tanaman atau jamur beracun, pastikan untuk menyimpan sampel makanan yang dikonsumsi dan mencari perhatian medis segera, sehingga obat yang tepat dapat diberikan, tutur Yang.
Sumber : 中視新聞, TVBS NEWS, Liberty Times
Berita Terkait
GANAS: PMA harus berani lapor jika dapat perlakuan tidak pantas dari majikan
WDA: PMA hanya boleh kirim uang lewat lembaga remitansi resmi untuk hindari penipuan
Taifun Gaemi sebabkan 10 kematian, 2 hilang, dan 904 orang terluka di Taiwan