Polisi akhirnya berhasil menangkap pelaku kekerasan yang terjadi di Perumahan Elite Green Lake City dan Jalan Kresek Raya, Tangerang. Di antara yang ditangkap yakni John Kei.
Direskrimum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Tubagus Adi Hidayat menjelaskan, polisi melakukan penggerebekan di sebuah rumah di Bekasi. Hasilnya, 25 orang ditangkap, termasuk JK (John Kei).
Dikutip dari Breakingnews tvOne Minggu (21/6), Kombes Pol Adi Hidayat menyatakan bahwa dari 25 orang yang diamankan, salah satunya ada nama John Kei. Mereka ditangkap dengan barang bukti berbagai macam senjata tajam.
“Malam ini kita lakukan tindakan kepolisian mengamankan 25 orang berikut dengan barang bukti senjata tajam tombak dan sebagainya,” kata Adi Hidayat, Minggu (21/6) tengah malam.
Namun, polisi belum mau mengungkap, apa motif penyerangan sadis di dua lokasi tersebut.
“Untuk JK (John Kei), sementara memang kita amankan. Ada di lokasi, masalah rumah (korban penyerangan) identitas pengerusakan benar (Nus Kei) di antara mereka saling mengenal. Sehingga proses identifikasi tidak akan sulit langsung tindakan kepolisian,” tegas dia.
Bukan kali ini saja John Kei terlibat dalam suatu kasus. John memulai aksinya pada tahun 1992 silam, saat masih berumur 23 tahun. Ketika itu, ia menjadi salah seorang security di hostel dan kafe di Jalan Jaksa, Jakarta. Ketika sedang menjalankan tugasnya terjadi keributan.
“Saya lagi pisahin, terus saya dipukul dari belakang, sempat berantem, polisi datang menyelesaikan. Saya pulang ke rumah, masih panasan dan balik lagi ambil golok,” ujar John Kei dikutip dari akun Youtube Kick Andy Show.
John tidak berniat untuk membunuh, ia hanya ingin melukai tangan korban. “Di luar dugaan, parang pas kena leher, mati. Saya kejar mereka yang lain lari, saya hantam lagi kakinya,” tuturnya.
“Saya merasa jago kalau bisa bunuh orang, waktu itu,” timpal John Kei. Sejak saat itu, ia pun dikenal sebagai preman yang paling ditakuti.
Beberapa tahun lalu, John Refra Kei atau John Kei juga pernah divonis 12 tahun penjara terkait kasus pembunuhan Direktur PT Sanex Steel Tan Harry Tantono alias Ayung.
Kasus tersebut, menjadi salah satu kasus yang membuat nama John Kei melambung di ranah kriminalitas. Ia akhirnya dipenjara, dan sempat berpindah tempat. Kei berakhir di Nusakambangan, rutan yang dikenal sebagai rutan ‘kelas kakap’.
Tak berhenti sampai di situ, John terus melakukan aksi kekerasan dalam penjara. Aksinya dilakukan bersama temannya, Freddy Sitania. John juga mengaku kala itu tak menyesal membunuh orang.
“Pindah ke Cipinang, ribut lagi, mereka tidak bisa berhadapan, lagi tidur dihajar, lagi jalan ditusuk dari belakang di Cipinang,” tuturnya.
John Kei menghirup udara bebas pada Kamis (26/12/2019). Kabag Humas dan protokol Ditjen Permasyarakatan Ade Kusmanto membenarkan, John Kei mendapatkan pembebasan bersyarat berdasarkan surat keputusan Menteri Hukum dan HAM RI Nomor: Pas-1502.PK.01.04.06 Tahun 2019 tanggal 23 Desember 2019.
“Bersama ini kami sampaikan bahwa benar, narapidana atas nama John Refra telah bebas menjalani pembebasan bersyarat pada tanggal 26 Desember 2019,” ujar Ade saat dikonfirmasi.
Saat John pertama kali merantau orangtuanya sempat berpesan kepadanya ‘jangan sampai merampok, jangan mencuri, kalau berantem itu laki-laki sudah biasa’.
“Ya waktu mama sama papa masih hidup, ya sudah kamu hidup baik-baik saja, enggak usah berantem-berantem lagi, kan kasihan anak-anakmu,” cerita John.
John Kei sempat menjelaskan kepada mamanya, bahwa ia melakukan hal tersebut karena untuk mengangkat harkat dan martabat keluarga saja. Di situ mama dari John hanya bisa menangis.
Nusakambangan selama satu bulan lebih. Lapas ini merupakan penjara yang sangat besar dan hanya ada seorang John Kei di dalamnya. Ada satu ayat kitab suci Injil yang membuatnya ia sadar dan bertobat.
“Carilah dahulu kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditempakan kepadamu. Dengan ayat yang ini saya renungkan, berarti saya harus melayani Tuhan, saya harus mendekatkan diri kepada Tuhan,” katanya.
“Semua akan ditempakan berarti semua bisa ditambah, rejeki, ditambah umur panjang, ditambah kesehatan, semuanya. Nah ayat itu yang membuat saya harus mengambil keputusan. Saya harus mencari pekerjaan surga bukan lagi duniawi,” jelas John.
Sumber : KOMPASTV, Merdeka
Berita Terkait
11 Orang Pendaki Meninggal Dunia Akibat Erupsi Gunung Marapi
Bahasa Indonesia Jadi Bahasa Resmi di UNESCO
Pria Tewas Ditikam Setelah Berkelahi dengan Teman Sekamarnya karena Tidak Mengucapkan ‘Terima Kasih’