Meski wabah virus corona asal Wuhan, China (COVID-19) di Taiwan mulai mereda namun pihak Pusat Komando Epidemi (CECC) Taiwan mengatakan bahwa mereka masih akan menetapkan larangan pencabutan pengendalian perbatasan di negeri Formosa.
Langkah-langkah pengendalian perbatasan yang diterapkan di Taiwan untuk mencegah penyebaran virus corona COVID-19 akan tetap berlaku, ungkap CECC Taiwan dalam konferensi pers pada hari Rabu (27/05). Namun mereka juga akan segera mencabut aturan social protection 19 di Taiwan.
Pengumuman itu disebarkan segera usai otoritas kesehatan Taiwan mengkonfirmasi nol kasus baru dari infeksi lokal wabah corona selama 45 hari berturut-turut.
“Keamanan di Taiwan dan pembukaan perbatasan adalah dua hal yang berbeda,” kata Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Taiwan, Chen Shih-chung yang juga menjabat sebagai ketua CECC Taiwan.
Taiwan tidak dapat melonggarkan kontrol perbatasannya hanya karena ancaman tertular wabah penyakit corona di dalam negeri rendah, tambah Chen.
Pada jumpa pers harian CECC Taiwan, Chen melaporkan tidak ada kasus COVID-19 yang ditransmisikan secara domestik untuk hari ke-45 dan mengatakan peraturan jarak sosial yang berkaitan dengan tempat duduk di bioskop, di kereta api dan di tempat lain 2020 mendatang.
Meskipun Taiwan relatif aman terkait pandemi COVID-19, namun, hal yang sama tidak berlaku di sebagian besar negara lain di seluruh dunia, tambahnya.
Akibatnya, otoritas Taiwan hingga saat ini masih melarang pengunjung atau warga asing untuk memasuki wilayah Taiwan, kecuali bagi mereka yang memiliki izin tinggal di Taiwan dan beberapa kategori pengusaha bisnis, kata Chen.
Selain itu, Taiwan akan mempertahankan aturan wajib isolasi rumah selama 14 hari untuk semua wisatawan yang tiba di Taiwan.
Chen menambahkan, terlebih bagi warga yang memiliki gejala awal COVID-19 diwajibkan untuk menjalani karantina selama 2 minggu di fasilitas karantina corona yang disediakan pemerintah Taiwan.
Meski demikian Chen menegaskan bahwa apabila kondisi pandemi COVID-19 di negara-negara lain mulai mereda, tidak menutup kemungkinan otoritas Taiwan akan segera membuka perbatasan di masa yang akan datang.
Sementara itu, orang-orang di Taiwan didesak untuk terus memakai masker bedah ketika berada di ruang publik dan sering mencuci tangan, yang merupakan langkah penting untuk mencegah penyebaran wabah COVID-19 ketika kontrol perbatasan yang ketat
Chen mengungkapkan bahwa semakin banyak orang yang kian waspada tentang kebersihan pribadi mereka pasca merebaknya wabah corona. Hal ini menurut Chen menjadi langkah awal pemutusan mata rantai infeksi COVID-19 di Taiwan.
Pada hari Selasa, Perdana Menteri Taiwan, Su Tseng-chang membuat pernyataan serupa, mengatakan Taiwan akan melonggarkan aturan pengendalian perbatasannya hanya ketika negara-negara lain telah aman dari wabah corona.
Namun, langkah-langkah pencegahan COVID-19 lainnya seperti aturan social distancing di Taiwan akan dapat dilonggarkan, mengingat pandemi corona di Taiwan yang mulai mereda, kata Su.
Hingga saat ini, Taiwan telah mencatat 441 kasus COVID-19 yang dikonfirmasi, dengan tujuh kematian pasien corona.
Sumber : 東森新聞 CH51, CNANews
Berita Terkait
GANAS: PMA harus berani lapor jika dapat perlakuan tidak pantas dari majikan
WDA: PMA hanya boleh kirim uang lewat lembaga remitansi resmi untuk hindari penipuan
Taifun Gaemi sebabkan 10 kematian, 2 hilang, dan 904 orang terluka di Taiwan