Kementerian Tenaga Kerja (MOL) Taiwan mengumumkan data terbaru tentang jumlah pekerja yang terpaksa dirumahkan akibat wabah virus corona asal Wuhan, China (COVID-19).
Menurut laporan CNANews pada hari Senin (25/05/2020), terdapat sebanyak 1.285 usaha bisnis di negeri Formosa yang telah memecat total sebanyak 22.500 pekerja akibat pandemi COVID-19.
Sebagian besar usaha bisnis di Taiwan telah mengurangi lebih dari 50 pekerja dari bisnis mereka sebagai dampak buruh dari wabah corona.
Data tersebut juga menunjukkan bahwa jumlah pekerja yang di PHK dari sektor manufaktur Taiwan kini telah mencapai 10.169 orang. Meningkat lebih dari 1.000 pekerja yang dipecat pada minggu lalu, laporan CNANews.
Dari data sebelumnya yang dirilis MOL Taiwan pada tanggal 18 Mei menunjukkan total sebanyak 21.067 pekerja dari 1.189 usaha bisnis di Taiwan telah diberhentikan sementara akibat wabah corona yang melemahkan perekonomian global.
Dibandingkan dengan data sebelumnya, penghitungan terbaru mencakup 96 usaha bisnis tambahan dan 1.433 lebih banyak pekerja yang diberhentikan.
Dari sektor jasa perhotelan, MOL Taiwan mencatat terdapat penurunan sekitar 400 pekerja yang diberhentikan baru-baru ini akibat wabah COVID-19.
Direktur bidang Tenaga Kerja dan Kesetaraan Pekerjaan Taiwan, Hsieh Chien-chien mengaitkan penurunan tersebut dengan langkah-langkah bantuan yang telah dilakukan berbagai lembaga dan fakta bahwa pandemi COVID-19 mulai mereda di Taiwan.
Hsieh menunjukkan bahwa jumlah pekerja yang diberhentikan saat ini adalah yang tertinggi sejak puncak krisis keuangan pada bulan November 2008 silam, ketika lebih dari 230.000 pekerja di PHK oleh sejumlah usaha bisnis di Taiwan.
Sumber : USTV 非凡電視, CNANews, Apple Daily
Berita Terkait
GANAS: PMA harus berani lapor jika dapat perlakuan tidak pantas dari majikan
WDA: PMA hanya boleh kirim uang lewat lembaga remitansi resmi untuk hindari penipuan
Taifun Gaemi sebabkan 10 kematian, 2 hilang, dan 904 orang terluka di Taiwan